Jumat, 09 Oktober 2009

Hepatitis B

HEPATITIS B

1. Pengertian

Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D, atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning, dan infeksi sitomegalovirus (Anonim 2009).

Salah satunya jenis penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus adalah hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia (Anonim 2009).

1. Tanda dan Gejala

Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata. Tidak semua yang terinfeksi VHB mengalami gejala hepatitis. Antara 30 dan 40 persen orang yang terinfeksi virus ini tidak mengalami gejala apa pun. Jika ada gejala, biasanya timbul dalam empat sampai enam minggu setelah terinfeksi, dan dapat berlangsung dari beberapa minggu sampai beberapa bulan. Gejala hepatitis B akut serupa dengan gejala infeksi virus Hepatitis A (VHA) (Horn Tim & James Learned 2005).

Beberapa orang yang mengalami gejala hepatitis B akut merasa begitu sakit dan lelah sehingga mereka tidak dapat melakukan apa-apa selama beberapa minggu atau bulan. Seperti dengan VHA, kurang dari 1 persen orang terinfeksi VHB dapat mengalami infeksi cepat dan berat (‘fulminant’), walaupun hal ini sangat jarang tetapi dapat menyebabkan kegagalan hati dan kematian (Horn Tim & James Learned 2005).

Selain itu, gejala lain dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning, dan air seni berwarna seperti the (Anonim 2009).

Namun, bila sistem kekebalan tubuh tidak mampu mengendalikan infeksi VHB dalam enam bulan, gejala hepatitis B kronis dapat muncul. Tidak semua orang dengan hepatitis B kronis mengalami gejala. Beberapa orang kadang mengalami gejala yang hilang setelah beberapa waktu, sementara yang lain mengalami gejala terus-menerus. Gejala hepatitis B kronis dapat serupa dengan yang dialami dengan hepatitis B akut. Gejala ini cenderung ringan sampai sedang dan biasanya bersifat sementara. Gejala tambahan dapat terjadi, terutama pada orang yang sudah lama mengalami hepatitis B kronis. Gejala ini termasuk ruam, urtikaria (kaligata – rasa gatal yang berbintik-bintik merah dan bengkak), arthritis (peradangan sendi), dan polineuropati (semutan atau rasa terbakar pada lengan dan kaki) (Horn Tim & James Learned 2005).

2. Penyebab

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB). VHB adalah virus non-sitopatik, yang berarti virus tersebut tidak menyebabkan kerusakan langsung pada sel hati. Sebaliknya, adalah reaksi yang bersifat menyerang sistem kekebalan tubuh yang biasanya menyebabkan radang dan kerusakan pada hati. Dibandingkan virus HIV, virus Hepatitis B (VHB) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan (Anonim 2009).

Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup, atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain (Anonim 2009).

3. Cara Penularan

Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular, yaitu :

1. Secara vertical : Cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.

2. Secara horizontal : dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur, dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual dengan penderita (Anonim 2009).

Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan dites terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis, dan HIV atau tidak. Namun, tidak semua orang yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah ter infeksi dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya, sehingga dapat mencegah penularan penyakit ini (Anonim 2009).

4. Cara Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah hepatitis B adalah vaksinasi. Dua jenis vaksin yang tersedia adalah Recombivax HB dan Energix-B. Kedua vaksin ini membutuhkan tiga suntikan yang diberikan selama jangka waktu enam bulan. Efek samping, bila terjadi, biasanya ringan dan dapat termasuk rasa sakit pada daerah suntikan dan gejalanya mirip flu ringan. Selain itu, juga tersedia vaksin kombinasi terhadap VHA dan VHB (Twinrix), yang menawarkan manfaat tambahan yaitu pemberian perlindungan terhadap kedua infeksi virus. Vaksin VHB efektif untuk lebih dari 90 persen orang dewasa (Horn Tim & James Learned 2005).

Jika kita belum divaksinasikan terhadap hepatitis B, masih ada yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi VHB. Upaya ini termasuk penggunaan kondom saat berhubungan seks. Pembersihan jarum suntik yang dipakai bergantian dengan pemutih tidak efektif untuk mencegah hepatitis B. Pengguna narkoba suntikan sebaiknya selalu memakai jarum baru, tetapi akan lebih baik jika tidak menggunakan narkoba suntikan atau jenis apapun. Sebaiknya juga benda yang dapat tercemar dengan darah orang lain, misalnya sikat gigi, alat cukur, dan jarum tindik, tidak dipakai bergantian (Horn Tim & James Learned 2005).

Bila kita belum divaksinasi terhadap hepatitis B dan merasa baru-baru terinfeksi oleh VHB, misalnya tertusuk dengan jarum suntik bekas pakai, atau berhubungan seks dengan seorang yang terinfeksi hepatitis B, mungkin dapat diminta suntikan imun globulin hepatitis B (HBIG). HBIG disarankan setelah infeksi pada virus hepatitis B karena obat ini memberi perlindungan cepat tetapi jangka pendek terhadap virus tersebut. Pada saat yang sama juga diberikan suntikan pertama vaksinasi hepatitis B. Setelah itu, dua dosis tambahan vaksin hepatitis B diberikan sesuai dengan jadwal untuk melengkapinya dan memberi perlindungan jangka panjang (Horn Tim & James Learned 2005).

5. Cara Perawatan bagi Penderita

Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik (Anonim 2009).

Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir serta modulator sistem kekebalan seperti Interferon Alfa ( Uniferon) (Anonim 2009).

Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan. Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale) (Anonim 2009).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Hepatitis B. http//:wikipedia.org. [13 September 2009]

Horn Tim dan James Learned. 2005. Viral Hepatitis and HIV. Penerjemah : Chris W Green. Jakarta: Yayasan Spiritia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar